Santriwati Laporkan Kasus Pelecehan Usai Nonton Film Bidaah Walid
Santriwati Laporkan Kasus Pelecehan Usai Nonton Film Bidaah Walid
Blog Article
[caption id="" align="alignnone" width="665"] Sumber gambar: https://editorialkaltim.com/sadar-dilecehkan-usai-nonton-film-bidaah-santriwati-di-lombok-lapor-polisi/[/caption]
Santriwati laporkan pelecehan seksual usai nonton film Bidaah Walid. Korban mendapat pencerahan dari menonton film tersebut. Penyelidikan sedang berjalan.
Editorialkaltim.com – Kasus pelecehan seksual kembali mengguncang Lombok Barat. Seorang ustaz berinisial AF, yang mengajar di salah satu pondok pesantren di wilayah tersebut, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Mataram. Penetapan ini dilakukan setelah adanya laporan dari sejumlah santriwati yang menjadi korban.
"Yang bersangkutan kami tetapkan sebagai tersangka atas perbuatan pencabulan dan persetubuhan terhadap santriwati," kata Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, Kamis (24/4/2025), dikutip dari CNN Indonesia.
AF kini mendekam di ruang tahanan Polresta Mataram setelah menjalani gelar perkara pada Rabu (23/4) malam.
Pengakuan Tersangka dan Bertambahnya Jumlah Korban
Menurut AKP Regi Halili, AF bersikap kooperatif sepanjang proses penyelidikan. Ia mengakui seluruh perbuatannya, sehingga proses hukum berjalan lancar sejak laporan pertama diterima pada Rabu (16/4).
Kasus ini mencakup dua kategori tindak pidana, yaitu pencabulan dan persetubuhan. Regi menjelaskan, korban persetubuhan berjumlah lima orang, sedangkan korban pencabulan awalnya empat orang, namun bertambah menjadi lima karena salah satu korban mengalami keduanya.
"Jadi, ada satu korban yang menjadi korban pencabulan dan persetubuhan sekaligus. Totalnya lima korban persetubuhan dan lima korban pencabulan," jelas Regi.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah. Hingga saat ini, penyidik sudah menerima keterangan dari tiga korban tambahan, sehingga total korban menjadi 13 orang.
Film Bidaah Walid Picu Keberanian Korban
Kasus pelecehan seksual di Lombok Barat ini terungkap setelah para korban menonton film Bidaah Walid. Film tersebut mengangkat tema kekerasan seksual di lingkungan pesantren dan menjadi pemantik keberanian para santriwati untuk melapor.
"Iya, mereka dapat pencerahan dari film itu, lalu melapor ke kami dengan didampingi Ketua KSKS NTB Joko Jumadi," pungkas Regi.
Selain itu, pendampingan hukum dari Koalisi Stop Kekerasan Seksual (KSKS) NTB juga memberikan dukungan penuh kepada para korban untuk mengungkapkan pengalaman mereka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya
Report this page